Abstrak
Penerapan ekologi populasi dan biogeografi sering kali memerlukan transfer model lintas dimensi spasial dan/atau temporal untuk membuat prediksi di luar batas data yang digunakan untuk pemasangan model. Namun, data ekologi sering kali tidak seimbang secara spasial dan temporal sehingga dimensi spasial atau temporal cenderung memuat lebih banyak data daripada yang lain. Ketidakseimbangan ini sering kali menyebabkan transfer model menjadi substitusi, yang merupakan prediksi ke dimensi yang berbeda dari model prediktif yang dibangun. Meskipun substitusi lazim dalam ekologi, studi yang memvalidasi kinerja dan asumsi yang mendasarinya masih langka.
Di sini, kami menyajikan studi kasus yang menunjukkan substitusi ruang-waktu dan waktu-ruang (TFSS) menggunakan penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) sebagai spesies fokus. Dengan menggunakan model distribusi spesies berbasis kelimpahan (aSDM) penguin kaisar dewasa yang hadir selama musim semi di 50 koloni, kami memprediksi fluktuasi tahunan jangka panjang dalam kelimpahan dan keberhasilan perkembangbiakan anak penguin di satu koloni, Pointe Géologie. Selanjutnya, kami menyusun model statistik dari rangkaian waktu hitungan yang diperluas di Pointe Géologie untuk memprediksi distribusi kelimpahan koloni rata-rata di 50 koloni.
Analisis kami mengungkap bahwa jarak ke perairan terbuka terdekat (NOW) menunjukkan hubungan terkuat dengan data temporal dan spasial. Kinerja substitusi ruang-waktu dari aSDM, sebagaimana diukur dengan koefisien korelasi Pearson, adalah 0,63 dan 0,56 saat memprediksi rangkaian waktu keberhasilan pengembangbiakan dan kelimpahan anak burung. Regresi linier kelimpahan anak burung pada NOW menghasilkan kinerja TFSS yang serupa saat memprediksi distribusi kelimpahan koloni penguin kaisar dengan koefisien korelasi 0,58.
Kami menduga bahwa kesetaraan ruang-waktu tersebut muncul karena: (1) koloni penguin kaisar sesuai dengan relung fundamental mereka yang ada; (2) belum ada kebaruan lingkungan saat membandingkan variasi spasial versus temporal jarak ke perairan terbuka terdekat; dan (3) model komponen riwayat kehidupan yang lebih spesifik, seperti kelimpahan anak burung, daripada kelimpahan populasi total, lebih dapat ditransfer. Mengidentifikasi kondisi ini secara empiris dapat meningkatkan validasi kualitatif substitusi dalam kasus di mana data validasi langsung tidak tersedia.
Leave a Reply