Abstrak
Sifat biologi tanah merupakan indikator sensitif perubahan penggunaan lahan. Secara khusus, sifat biologi tanah telah banyak digunakan untuk menilai dampak degradasi dan restorasi lahan. Dalam studi ini, kami mengevaluasi sifat biologi tanah di lahan terdegradasi dan lahan restorasi jangka pendek (<5 tahun) di wilayah semikering Brasil untuk menentukan apakah upaya restorasi dapat meningkatkan sifat-sifat ini. Studi ini menilai tiga skenario: vegetasi asli, lahan terdegradasi, dan lahan restorasi. Degradasi lahan diakibatkan oleh penggundulan hutan, yang menyebabkan tanah rentan terhadap erosi, sementara upaya restorasi melibatkan pembangunan bendungan batu berturut-turut untuk mencegah erosi, meningkatkan kelembapan tanah, dan memperkenalkan kembali spesies asli. Sifat biologi tanah dinilai selama musim kemarau dan musim hujan pada tahun 2022 dan 2023. Kami mengevaluasi biomassa mikroba tanah C, respirasi tanah, hasil respirasi dan mikroba, dan aktivitas enzimatik sebagai indikator utama sifat biologi tanah. Biomassa mikroba tanah C, respirasi, dan aktivitas enzimatik umumnya lebih tinggi pada musim hujan dibandingkan pada musim kemarau. Biomassa mikroba C tertinggi terdapat pada vegetasi asli, tanpa perbedaan signifikan antara lahan yang terdegradasi dan yang direstorasi pada tahun 2022. Namun, lahan yang direstorasi menunjukkan peningkatan pada tahun 2023. Aktivitas enzimatik tanah juga lebih tinggi di area dengan vegetasi asli, dengan aktivitas asam fosfatase mencapai puncaknya selama musim hujan. Stabilitas temporal bervariasi untuk aktivitas respirasi tanah, β-glukosidase, dan urease, dengan vegetasi asli menunjukkan stabilitas yang lebih baik dalam respirasi dan β-glukosidase. Studi ini menunjukkan bahwa restorasi jangka pendek (<5 tahun) memiliki dampak terbatas pada peningkatan sifat biologis lahan yang terdegradasi.
Dampak jangka pendek restorasi pada sifat biologis tanah di lahan terdegradasi di wilayah semi-kering Brasil

Leave a Reply