ABSTRAK
Literatur masih belum membahas pentingnya investasi asing langsung hijau (GFDI) dalam mempromosikan ekonomi maritim berkelanjutan. Oleh karena itu, kami secara empiris menguji pengaruh GFDI dalam mempertahankan mineral maritim dengan menerapkan beberapa metode ekonometrik, termasuk pemodelan kesalahan standar terkoreksi panel (PCSE), model kuadrat terkecil umum yang layak (FGLS), dan model kelambatan terdistribusi autoregresif (ARDL). Enam variabel berbeda digunakan untuk menilai keberlanjutan ekonomi biru di kawasan Eropa. Indikator-indikator ini mencakup peningkatan nilai pada biaya faktor yang terkait dengan ekstraksi gas alam mentah dan minyak bumi, operasi pendukung untuk ekstraksi gas alam dan minyak bumi, operasi penggalian kerikil dan pasir, operasi ekstraksi kaolin dan tanah liat, ekstraksi garam, dan kegiatan pendukung operasi ekstraktif lainnya. Dengan mempertimbangkan hubungan linier, estimasi kami menunjukkan bahwa GFDI tidak meningkatkan kegiatan yang mendukung eksploitasi gas alam dan minyak bumi. Oleh karena itu, kami mempertimbangkan hubungan nonlinier di antara variabel-variabel tersebut. Temuan menunjukkan bahwa setelah GFDI mencapai ambang batas tertentu, pengaruhnya terhadap operasi ekstraksi minyak mentah, ekstraksi garam, dan fungsi tambang agregat dan pasir atau operasi ekstraksi kaolin dan tanah liat tampak berbeda. Makalah kami menggarisbawahi pentingnya GFDI dan saran kebijakan untuk mempromosikan mineral laut yang berkelanjutan.
Melestarikan Mineral Laut Menuju Ekonomi Biru yang Berkelanjutan dengan Mendorong Arus Masuk FDI Hijau: Wawasan Baru dari Basis Data Global

Leave a Reply