Abstrak
Latar belakang
Bungkil inti sawit (PKC), sumber pakan nonkonvensional, mengandung sejumlah besar serat kasar (CF), terutama manna-polisakarida, yang merupakan faktor pembatas utama dalam hal produksi hewan monogastrik. Dalam penelitian ini, kami telah mengembangkan sistem ko-fermentasi bakteri-enzim yang sinergis untuk meningkatkan profil nutrisi PKC dan mengevaluasi dinamika pencernaannya menggunakan model gastrointestinal babi in vitro yang relevan secara fisiologis .
Hasil
Fermentasi berurutan dengan Lactobacillus plantarum LY19 dan Bacillus natto ND1 (48 jam, 37 °C) mendegradasi 3,0% serat kasar, menghasilkan 9,30 g kg −1 gula pereduksi. Perlakuan enzimatik ( β -mannanase 45 U g −1 + selulase 160 U g −1 + protease asam 125 U g −1 ) secara sinergis meningkatkan pelepasan nutrisi: protein terlarut meningkat 214% (0,72% menjadi 2,26%), gula pereduksi melonjak 13,8 kali lipat (4,45 menjadi 61,21 g kg −1 ), dengan pengurangan serat 55,3% (15,40% menjadi 6,88%). Pencernaan in vitro menunjukkan peningkatan dalam hal bahan kering (peningkatan 7,1%) dan daya cerna protein (peningkatan 17,0%), sedangkan fermentasi kolon menunjukkan penurunan konsentrasi asam lemak rantai pendek dan produksi gas selama 48 jam. Analisis RNA ribosomal 16S mengungkapkan peningkatan Lachnospiraceae NK4A136 yang bermanfaat bersamaan dengan penurunan patogen (yaitu Escherichia-Shigella ) dan taksa pengurai serat (yaitu Christensenellaceae R-7, UCG-005).
Kesimpulan
Proses ko-fermentasi bakteri-enzimatik terpadu secara signifikan meningkatkan profil nutrisi PKC melalui pengurangan serat, pelarutan protein, dan pelepasan gula. Perlakuan awal ini meningkatkan daya cerna usus halus in vitro dan memodulasi pola fermentasi kolon, sebagaimana dibuktikan oleh pergeseran komunitas mikroba yang menguntungkan. Temuan ini menunjukkan potensi strategi bioproses ini untuk memperluas pemanfaatan PKC dalam nutrisi babi. © 2025 Society of Chemical Industry.
Leave a Reply