Penggambaran Daerah Prioritas Terlantar dengan Kendala Keamanan Pangan Menggunakan MARXAN

Penggambaran Daerah Prioritas Terlantar dengan Kendala Keamanan Pangan Menggunakan MARXAN

ABSTRAK
Bera merupakan strategi penting untuk pengelolaan sumber daya pertanian berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Penelitian sebelumnya terutama berfokus pada skala area bera, tetapi jarang mempertimbangkan konektivitas dan prioritas spasial area bera selama penggambaran batas, yang mengakibatkan hasil yang tersebar dan terfragmentasi. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini mengusulkan metode untuk penggambaran area bera yang mempertimbangkan kendala ketahanan pangan. Indeks tekanan lahan pertanian yang dimodifikasi dan analisis komponen utama digunakan untuk memperkirakan skala bera yang optimal untuk 21 kota di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Kemudian, MARXAN digunakan untuk menilai permintaan lahan bera di setiap kota di Guangdong, yang memungkinkan penggambaran area prioritas yang efektif untuk bera. Konektivitas merupakan pertimbangan utama untuk memastikan pengelolaan area bera yang berkesinambungan. Hasilnya menunjukkan bahwa skala bera dapat diperkirakan dengan lebih baik setelah mempertimbangkan kendala ketahanan pangan. Indeks tekanan lahan pertanian yang dimodifikasi mengungkapkan bahwa 17 dari 21 kota diperlukan untuk penerapan pengelolaan bera, dan proporsi lahan pertanian yang memenuhi syarat untuk bera adalah 2,12%. Penggambaran daerah bera dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk terbatasnya ketersediaan lahan pertanian berkualitas tinggi, kapasitas produksi rendah, pertumbuhan tanaman yang buruk, ekstraksi air tanah yang berlebihan, dan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan pangan. Evaluasi faktor-faktor ini memberikan dasar kuantitatif untuk memprioritaskan daerah bera. Sangat penting untuk menerapkan bera di daerah prioritas yang diidentifikasi di Shantou, Huizhou, Jiangmen, Zhanjiang, dan Maoming. Secara khusus, total 20 daerah diidentifikasi membutuhkan prioritas penerapan bera, termasuk daerah bera I seluas 2,45 × 10 4  hm 2 dan daerah bera II seluas 1,33 × 10 4  hm 2 . Studi ini penting dalam menyeimbangkan hubungan antara produksi pertanian dan konservasi lingkungan, dan memberikan dukungan metodologis untuk mengembangkan strategi manajemen pertanian dan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *