Evolusi Erosi di Daerah Sumber Sungai Yangtze dan Sungai Kuning dari Perspektif Zonasi Iklim-Ekologi-Hidrologi

Evolusi Erosi di Daerah Sumber Sungai Yangtze dan Sungai Kuning dari Perspektif Zonasi Iklim-Ekologi-Hidrologi

ABSTRAK
Menggabungkan erosi tanah dengan zonasi komprehensif dapat mencerminkan diferensiasi spasial erosi tanah dan mengungkap kekuatan pendorong di balik perubahan erosi tanah. Di sini, klasifikasi iklim Köppen dan analisis pengelompokan tanpa pengawasan K-means digunakan untuk mengkategorikan wilayah sumber Sungai Yangtze dan Sungai Kuning (SRYYR) menjadi delapan zona iklim-ekologi-hidrologi terpadu, dengan mempertimbangkan vegetasi, iklim, limpasan, dan transportasi sedimen. Model CSLE digunakan untuk menganalisis pola evolusi laju erosi tanah dan dampak kejadian curah hujan ekstrem di setiap zona. Studi tersebut menemukan bahwa sumber timur Sungai Yangtze dan sumber utara Sungai Kuning mengalami erosi parah. Vegetasi dan praktik biologis di wilayah sumber Sungai Kuning secara signifikan lebih baik daripada di Sungai Yangtze. Erosivitas curah hujan meningkat dari barat laut ke tenggara. Curah hujan ekstrem dapat menyebabkan perbedaan erosivitas curah hujan sebesar 3,86 kali lipat, dan distribusi curah hujan tahunan secara signifikan memengaruhi laju erosi tanah. Terdapat perbedaan spasial dan tren yang signifikan dalam tingkat erosi tanah di berbagai wilayah, dengan bagian tengah SRYYR masih mengalami degradasi yang signifikan. Langkah-langkah konservasi mengakibatkan penurunan faktor B (faktor vegetasi dan praktik biologis) sebesar 26,15% di Zona II, V, VI, dan VII, tetapi kondisi tutupan vegetasi saat ini di Zona VIII masih menjadi perhatian (peningkatan 9,23%). Kondisi erosi padang rumput di wilayah SRYYR membaik dari tahun ke tahun, sementara lahan pertanian mengalami tren yang memburuk, dan tingkat erosi tanah di hutan berfluktuasi dalam kisaran tertentu. Pembentukan saluran erosi dan pengangkutan sedimen tidak hanya mengubah bentang alam tetapi juga berdampak besar pada kualitas air dan ekosistem hilir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *