ABSTRAK
Studi ini menyelidiki potensi pengaruh perdagangan biji-bijian Tiongkok terhadap emisi karbon dari produksi biji-bijian di 169 negara selama periode 2001–2020. Investigasi ini menggunakan data perdagangan biji-bijian antara Tiongkok dan negara-negara tersebut, beserta data terkait emisi karbon dari produksi biji-bijian. Hasilnya mengungkapkan bahwa perdagangan biji-bijian Tiongkok berkontribusi, hingga batas tertentu, terhadap pengurangan emisi karbon dari produksi biji-bijian di negara-negara mitra. Kesimpulan ini bertahan terhadap berbagai uji ketahanan yang dilakukan. Analisis heterogenitas menunjukkan bahwa dampak perdagangan biji-bijian dalam mendorong pengurangan emisi karbon dari produksi biji-bijian lebih menonjol di negara-negara berkembang. Selain itu, perdagangan kedelai muncul sebagai hal yang sangat menguntungkan dalam mendorong pengurangan emisi karbon dari produksi biji-bijian di negara-negara mitra dagang ini. Uji mekanisme yang dilakukan untuk mengeksplorasi lebih jauh aspek-aspek tersebut menunjukkan bahwa pembentukan kawasan perdagangan bebas (FTA) memainkan peran moderasi yang penting dalam perdagangan biji-bijian Tiongkok, yang mendorong pengurangan emisi karbon. Hal ini dianggap bermanfaat untuk memajukan upaya pengurangan emisi karbon dari produksi biji-bijian. Meningkatnya penggunaan pupuk telah mengintensifkan emisi karbon dalam proses produksi dan distribusi biji-bijian. Temuan tersebut tidak hanya menawarkan wawasan baru untuk memahami peran Tiongkok dalam perdagangan biji-bijian global dan dampaknya terhadap emisi karbon dari produksi biji-bijian global tetapi juga memberikan pertimbangan strategis untuk tata kelola keamanan biji-bijian global, kolaborasi internasional dalam mengatasi perubahan iklim, dan jalan untuk mengakses dividen hijau.
Perdagangan dan Keberlanjutan: Dividen Hijau dari Perdagangan Gandum

Leave a Reply